tugas pendidikan

16.59 Johari 0 Comments

Pendekatan Behavioral Dan Kognitif Sosial
    Pembelajaran adalah perubahan permanen dalam perilaku, pengetahuan, dan keterampilan kognitif yang terjadi melalui pengalaman. Pengalaman adalah guru utama. Pembelajaran bukan diwariskan sejak lahir.
Pendekatan Untuk Pembelajaran
  Behaviourisme adalah pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi secara langsung, bukan melalui proses mental. Pengkondisian klasik dan pengkondisian operan adalah pandangan behavioral yang menekankan pada pembelajaran asosiatif. Pendekatan pemrosesan informasi yang menitikberatkan pada bagaimana anak mengelolah informasi melalui atensi, memori, pemikiran, dan proses kognitif lainnya. Pendekatan konstruktivis sosial menitikberatkan pada upaya kerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.
Pendekatan Behavioral Untuk Pembelajaran
·         Pengkondisian klasik
Dalam pengkondisian klasik, organisme belajar menghubungkan atau mengasosiasikan stimuli. Stimulus netral (seperti melihat orang) menjadi diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (makanan) dan memperoleh kemampuan untuk menimbulkan respons yang serupa. Pengkondisian klasik melibatkan faktor-faktor berikut: unconditioned stimulus (US),conditioned stimulus (CS), unconditioned response (UR), conditioned response (CR). Pengkondisian klasik juga melibatkan generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan. Generalisasi adalah kecenderungan dari suatu stimulus baru yang sama dengan stimulus terkondisikan orisinal untuk menghasilkan response yang serupa. Diskriminasi terjadi ketika organisme meresponse pada stimuli tertentu tetapi tidak pada stimuli lainnya. Pelenyapan adalah pelemahan CR karena tidak ada US. Desensitisasi sistematis adalah metode yang didasarkan pada pengkondisian klasik untuk mengurangi kecemasan dengan visualisasi suksesif atas situasi yang menghasilkan kecemasan. Pengkondisian klasik dapat lebih baik dalam menjelaskan perilaku nonsukarela ketimbang perilaku sukarela.
·         Pengkondisian operan
Dalam pengkondisian operan, konsekuensi perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi. arsitek utama pengkondisian operan adalah B.F. Skinner, yang mendasarkan idenya pada pandangan kontruksionis E.L Thorndike, hukum efek Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti hasil positif akan diperkuat, sedangkan yang diikuti hasil yang negatif akan diperlemah. Pandangan nya dinamakan teori S-R Skinner mengembangkan ide thorndike ini. Penguatan (imbalan atau ganjaran) adalah konsekuensi (entah itu positif atau negatif) yang meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku; hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Dalam penguatan positif, perilaku meningkat karena diikuti oleh stimulus imbalan (seperti pujian). Dalam penguatan negatif, perilaku meningkat karena response nya menghilangkan stimulus yang tidak disukai (tidak menyenangkan). Dalam pengkondisian operan juga ada generalisai, diskriminasi dan pelenyapan. Generalisasi berarti memberi respons yang sama untuk stimuli yang sama. Diskriminasi adalah membedakan diantara stimuli atau kejadian lingkungan. Pelenyapan terjadi saat respons penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan respons nya menurun.
PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN  
     Albert bandura adalah aritek utama dari teori kognitif sosial. Moddel determinisme pembelajaran resiprokalnya mencakup tiga faktor utama; person/kognitif, perilaku, dan lingkungan. Faktor person(kognitif) yang ditekankan Bandura adalah self-efficacy, keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.
   Pembelajaran observasional, yang juga dinamakan modeling dan imitasi, adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Bandura menitik beratkan pada proses tertentu yang ada dalam pembelajaran observasional. Proses ini antara lain atensi, retensi, produksi, dan motivasi.
    Pendekatan perilaku kognitif bertujuan membuat murid memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku sendiri ketimbang dikontrol oleh faktor eksternal. Pendekatan perilaku kognitif berusaha mengubah miskonsepsi murid, memperkuat keterampilan mereka dalam mengatasi masalah, meningkatkan kontrol diri mereka, dan mendorong refleksi diri konstruktif. Metode instruksi diri adalah teknik perilaku kognitif yang dimaksudkan untuk mengajari murid memodifikasi perilaku mereka sendiri. Pembelajaran regulasi diri adalah usaha memunculkan dan memonitor sendiri pemikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan. Salah satu model pembelajaran regulasi diri melibatkan komponen-komponen berikut; evaluasi dan monitoring diri, penentuan tujuan dan perencanaan strategis, melaksanakan rencana, dan memonitor hasil dan memperbaiki strategi. Pembelajaran regulasi diri memberi murid tanggung jawab dan pembelajaran mereka.
     Pendekatan kognitif sosial memperluas cakupan pembelajaran dengan memasukkan faktor perilaku, koognitif, dan sosial. Konsep pembelajaran observasional adalah penting dan banyak pembelajaran dikelas dilakukan dengan cara ini. Penekanan pendekatan perilaku kognitif pada pembelajaran instruksi diri, pembicaraan diri, dan regulasi diri telah menimbulkan pergeseran penting dari pembelajaran yang dikontrol oleh orang lain ke pembelajaran yang dikontrol oleh diri sendiri.



You Might Also Like

0 komentar: