Pedidikan Multikultural
Kata etnis berasal dari Yunani yang berarti
“bangsa”. Etnisitas adalah pola karakteristik umum seperti warisan budaya,
kebangsaan, ras, agama, dan bahasa. Semua oang adalah anggota dari satu atau
lebih kelompok etnis. Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam suku,
agama, bahasa, dan ras. Inilah yang membuat Indonesia rentan akan
ketegangan-ketegangan antara etnis dan kultural. Untuk itulah perlu adanya
pendidikan multikultural yang diajarkan pada tiap-tiap sekolah supaya setiap
warga mampu memahami dan menghargai satu sama lain.
Pendidikan
multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi
beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural. Pendidikan multikultural
mencakup isu-isu yang berkaitan dengan status sosioekonomi, etnisitas, dan
gender.
Pendekatan Dalam
Pendidikan Multikultural
- Pendekatan Historis
Pendekatan ini mengandaikan bahwa materi yang
diajarkan kepada pembelajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya agar
pebelajar dan pembelajar mempunyai kerangka berpikir yang komplit sampai ke
belakang untuk kemudian mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan
demikian
materi
yang diajarkan bisa ditinjau secara kritis dan dinamis.
2. Pendekatan Sosiologis
kerangka
berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan dengan metode kedua, yakni metode
pengayaanPendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas
apa yang pernah terjadi di masa sebelumnya atau datangnya di masa lampau.
Dengan pendekatan ini materi yang diajarkan bisa menjadi aktual,
bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan
zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi.
3.Pendekatan
Kultural
Pendekatan
ini menitikberatkan kepada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan
pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang
tidak. Secara otolatis pebelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan
mana tradisi yang datang dari islam.
4.
Pendekatan Psikologis
•
Pedekatan ini
berusaha memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara tersendiri dan
mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri
dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini
menuntut seorang pebelajar harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan
pembelajar sehingga ia bisa mengetahui metode-metode mana saja yang cocok untuk
pembelajar.
5.
Pendekatan Estetik
Pendekatan
estetik pada dasarnya mengajarkan pembelajar untuk berlaku sopan dan santun,
damai, ramah, dan mencintai keindahan. Sebab segala materi kalau hanya didekati
secara doktrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka pembelajar
akan cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk
mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya
sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.
6.
Pendekatan Berprespektif Gender
Pendekatan
ini mecoba memberikan penyadaran kepada pembelajar untuk tidak membedakan
jenis kelamin karena sebenarnya jenis kelamin bukanlah hal yang menghalangi seseorang
untuk mencapai kesuksesan. Dengan pendekatan ini, segala bentuk konstruksi
sosial yang ada di sekolah yang menyatakan bahwa perempuan berada di bawah
laki-laki bisa dihilangkan.
Berikut Adalah Untuk
Menjalankan Pengajaran Multikultural Rekomendasi
1. Waspadalah
terhadap isu rasis dalam materi pelajaran dan interaksi dikelas.
2. Pelajari lebih banyak tentang kelompok etnis yang
berbeda-beda.
3. Peka terhadap sikap etnis murid dan jangan menerima
keyakinan bahwa “anak tidak melihat
perbedaan suku, agama, dan ras”.
4. Gunakan buku, film, video, dan rekaman untuk
menggambarkan perspektif etnis.
5. Bersikaplah peka terhadap perkembangan kebutuhan
murid anda ketika anda memilih materi kultural.
6. Pandang murid secara positif terlepas dari etnis
mereka.
7. Akui bahwa kebanyakan orang tua, terlepas dari
etnisnya, memerhatikan pendidikan anaknya dan ingin agar anaknya sukses di
sekolah.
0 komentar: